the miracle of men
Kutunggu datangnya subuh dengan beberapa selingan. Saat sendiri pagi itu lalu aku merenungi sudah hampir tiga dekade aku jalani kehidupan ini sampai sekarang aku bertanya lagi apa tujuan sebernarnya aku diciptakan. Memikirkan hal yang sangat fundamental seperti ini tentu membuat otak bekerja keras dipagi hari.
Sendiri itu bagus untuk meditasi, kau fikir kamu diciptakan hanya untuk meditasi? Tentu tidak bukan. Sebenarnya manusia itu punya pilihan masing-masing bagaimana ia ingin hidup dan dengan cara seperti apa ia mati, maka haruslah melazimi setiap hari kebiasaan itu. Aku ingin sekali menceritakan hal yang sering terbang dipikiranku. Pikiranku selalu berkecamuk dengan berbagai pertanyaan, "kenapa ada orang yang menjadi misterius? Apakah ia sedang depresi dan berkelahi dengan dirinya sendiri sehingga harus bersembunyi dari hiruk-pikuk dunia ini?", itu sebagian pertanyaan yang ada dipikirkanku sekarang.
Pagi itu setelah shubuh lewat seorang pria yang sedang mengutip botol disubuh hari, ia bekerja sangat keras menyusuri seluruh sudut jalan mencari botol sampah untuk dijual kembali, pria paruh baya itu bekerja keras untuk anak istrinya dirumah. Pria itu membuat aku berfikir betapa lelahnya seorang ayah dalam memenuhi kebutuhan keluarganya š„.
Seorang pria yang bertanggungjawab dalam mencari nafkah adalah pria sejati, karena nilai seorang pria itu adalah tanggungjawabnya.
Dengan melihat pria itu aku mulai berfikir menjadi seorang pria sejati itu sangat istimewa dimata Tuhannya karena ia tanggungjawab dan setia pada keluarganya. Air mataku menetes melihat perjuangan Ayahku yang bekerja keras dalam memenuhi kebutuhanku. Ayah yang tangguh ia menyembunyikan semua masalahnya ketika bertemu anaknya seolah-olah ia menjadi Superman didepan putra-putri nya padahal didalam diri seorang ayah ia rapuh dan menangis tanpa kesudahan memikirkan keluarganya.
Semangat untuk semua pria yang berjuang dan mengemban tanggungjawab keluarganya.
~Kruen Cut
Comments
Post a Comment