life or death? 2





Setelah semuanya hancur, bocah lelaki itu terbangun dari pingsannya selama 8 jam dalam air sekitar pukul 4 soree dan melihat sekelilingnya dipenuhi oleh mayat yang tubuhnya hancur dan kembung, dan ia melihat ke samping ada seekor ular piton besar yang dari rawut wajah ular tersebut tak ada keinginan lagi untuk menyerang mangsanya. Mungkin bintang pun tahu saat itu semua mahluk dalam kondisi yang termenung dan takut. 

Apakah anak itu tidak takut dengan keadaan sekitarnya yang menyerangkan saat itu?, tentu dia memiliki rasa takut sebagai seorang manusia, tapi dia mencoba mengatasinya dengan tenang, serta meminta tolong dan dia mengikuti orang dikenalinya saat itu menuju pusat informasi bantuan. Setelah menunggu sampai azan magrib tibalah ayah dari anak lelaki itu menjemputnya menuju tempat pengungsian. Dalam keadaan takut anak itu bersyukur dia masih bisa melihat dan bertemu orang tuanya, walaupun nenek dan kakek yang telah merawatnya tak kunjung diketahui mayatnya sampai sekarang. 

Pasca satu hari setelah peristiwa tsunami terjadi, anak tersebut mengalami muntah mencret selama tiga hari dan mengeluarkan kotoran hitam dari tubuhnya yang tertelan Lumpur hitam tsunami. Sungguh sangat menyakitkan dan rasa yang begitu dahsyat di alaminya, rasanya saat itu dia hampir mati di hantam tsunami dan mengalami muntah mencret yang membuat seluruh anggota tubuhnya melemah. Sungguh sakit sekali, itu perjuangan yang sangat keras di alaminya untuk bertahan hidup, dan puji Tuhan(Alhamdulillah) dia masih di selamatkan dan hidup hingga sekarang. 

3 bulan pasca tsunami anak itu mulai pulih dari trauma pelan-pelan hingga sekarang dan kenangan itu selalu terbayang olehnya, karena itu adalah sebuah perjuangan hingga titik life or death (kehidupan atau kematian). 

Banyak yang belum di ungkapkan dari kisah anak tersebut dalam peristiwa itu. Semoga kita harap dia terus membaik dan lebih tenang dalam menata kehidupan dengan pengalaman dan perjuangannya untuk hidup yang bermanfaat kepada semuanya. 


Cerita ringkas 
~ 26 Desember 2004

Comments

Popular Posts